LP3M INVESTA

Masih Tentang Perang Dagang

Sahabat investor,

Ketika ekonomi global diterpa angin haluan, seyogianya Negara Negara bersatu padu memperbaiki arah, menyetel layar mengurangi tekanan agar biduk bisa lebih tenang dan lebih laju.

Proteksi yang berlebihan sejatinya seperti sikap zalim terhadap tetangga. Ketika Trump, minggu lalu membuat keputusan mengejutkan untuk membebankan tariff bea masuk 10% mulai 1 September terhadap impor dari China senilai US$ 300 miliar, atas produk yang tadinya tidak dekenakan bea masuk, keputusan itu dianggap biasa-biasa saja.

Lalu ketika Bank Sentral China (People’s Bank of China, PBOC) menaikkan kurs acuan dolar-yuan, pemerintah Trump secara resmi mempublikasikan tuduhan bahwa China telah melakukan currency manipulation.

Perlu dioketahui bahwa berbeda dengan otoritas moneter AS yang tidak pernah melakukan intervensi terhadap nilai dollar, PBOC memang selalu menetapkan kurs patokan USD-CHY. Yuan boleh diperdagngkan dalam rentang 2% dari kurs acuan.

Memang kurs 6,9 yang ditetapkan PBOC Senin lalu, merupakan kurs tererendah yuan selama 10 tahun terakhir. Di offshore market USDCNH sempat ditransaksikan pada 0,7410%.

Saya menganggap tindakan PBOC bukan devaluasi. China ingin menunjukkan bahwa mereka tidak tinggal diam atas setiap tindakan sepihak AS. Pelemahan yuan tidak sekedar melemahkan posisi AS dalam transaksi dagang dengan China, tapi merugikan China sendiri. Di Asia, pelemahan yuan akan segera diikuti oleh pelemahan mata uang Negara Negara Asia, sehingga untuk tujuan mendorong ekspor menjadi abortif.

Dalam sebuah perang, tiap pihak harus kreatif menciptakan senjata baru……

Hasan Zein Mahmud (Instruktur LP3M INVESTA)

Hari Prabowo Investa

Ketua LP3M INVESTA

Add comment