Seperti saya sering sampaikan bahwa analisa saham itu tidak mutlak, bahkan kadang aneh.
Sebagian investor ingin membeli saham yang harganya sedang turun, terutama karena lebih murah secara valuasi, ini biasanya aliran fundamentalis.
Namun sebagian investor yang lain justru senang membeli ketika harganya tembus resistance atau breakout, biasanya yang menggunakan analisa Teknikal.
Selain itu masih ada analisa-analisa yang lain sebagai dasar mengambil keputusan beli atau jual.
Semua terkembali pada kayakinan masing-masing investor.
Perbedaan analisa dan keputusan inilah yang akhirnya menciptakan harga di bursa.
Jadi jangan pernah “memastikan” suatu prediksi tentang harga suatu saham karena berbagai faktor bisa menyebabkan pergerakkan harga.
Sehingga saya sering mengistilahkan bahwa trading saham ini punya “SENI” tersendiri.
Tergantung bagaimana kita menikmatinya seni itu.
Yap, itu adalah suatu pengalaman saya selama 30 tahunan mengamati trading saham di bursa.
Sekarang kita bahas tentang saham terkini, kemarin saham ENRG berakhir Auto Reject Atas atau ARA yang naik 25% sehari.
Kenapa bisa? Berita tentang temuan minyak baru 115 juta barel dari blok KKS Malacca Strait yang dioperatori ENRG melalui anak usahanya, artinya prospek usaha ENRG akan positif.
Saya kira inilah yang menyebabkan harga saham ENRG melejit.
Lantas bagaimana dengan saham BRMS ? saya lihat saham BRMS ini sering sejalan dengan dengan pergerakkan harga ENRG.
Namun perlu diingat juga gerak saham BRMS sering diwarnai koreksi beberapa waktu setelah naik.
Saya melihat saham ENRG masih punya dorongan naik kembali hari ini untuk menyentuh 300.
Yang juga menarik dicermati adalah saham BANK papan atas BBCA BBRI BBNI dan BBCA yang sudah cukup tertekan harganya karena data inflasi.
Saya prediksikan sudah ada sinyal untuk kembali rebound terbatas.
Masih tingginya harga minyak dunia bisa menjadi ancaman tersendiri untuk emiten tertentu sekalipun sementara positif untuk saham ELSA, MEDC, dan PTRO.
Selamat beraktifitas dan sukses selalu
Salam
Hari Prabowo.
Add comment