Tak mudah “menebak” IHSG, sekalipun investor asing net buy Rp.386 milyar toh IHSG longsor 1,2% dilevel 7096.
Penurunan harga saham Bank papan atas BBRI BBCA BMRI dan BBNI menjadi beban berat buat IHSG mengingat kapitalisasinya yang besar.
Momok inflasi dan kenaikan suku bunga serta tingginya harga minyak dunia juga sangat berpengaruh.
Bursa global dan regional tak lagi selalu searah, bisa berlainan, sehingga kurang relevan juga saat ini buat analisa IHSG.
Namun tak lantas hilang kesempatan mencari cuan dibursa kita, 800 saham lebih bisa menjadi target trading pendek maupun menengah karena pergerakkan harganya juga berbeda sehari2nya.
Selalu ada saham yang bergerak positif dan negatif menyikapi situasi dan informasi yang terbaru.
Kali ini saya tertarik saham sektor pakan ternak CPIN JPFA dan MAIN kenapa?
Selain dukungan kinerja dan prospek yang cerah, berita terkini Malaysia sementara stop ekspor ayam karena tingginya harga daging ayam.
Saham JPFA mempunyai Price Earning Ratio yang terkecil dibanding CPIN dan MAIN.
Bila merujuk PER rata2nya maka target harga JPFA menuju Rp 1750 sampai akhir Juni 2022.
Selain ketiga saham tersebut saham TINS ANTM dan PTBA setelah “penyesuaian” harga ex deviden juga berpotensi rebound searah fundamental dan harga komoditasnya.
Kebetulan tadi malam harga nikel naik 5% !!.
Untuk saham bank silahkan cermati BBTN, selagi saham BUMN lain merah, saham BBTN malah ditutup hijau.
So, jika hari ini BBRI BBCA BBNI BMRI mantul naik maka BBTN kemungkinan akan naik lebih tinggi.
Sekedar kajian saya, didasarkan kondisi pasar dan pergerakkan harga.
Seperti biasa, Disclaimer silahkan putuskan masing2.
Happy trading, happy cuan.
Salam
Hari Prabowo.
Add comment